Sabtu, 04 Juni 2011

[ Sholat dan Doa Kekuatan Yongki ]

detikcom – Tulungagung, Yongki Aribowo sedang merajut sukses sebagai pemain sepakbola nasional. Diberi potensi lewat olah bola, ia selalu diingatkan orangtuanya agar tidak melupakan salat dan berdoa.
Bagi pesepakbola, kaki merupakan aset utama. Dengan organ tubuh inilah mereka berlari, menendang bola, melepaskan operan, atau pun melancarkan tembakan yang berbuah gol.
“Jaga kakimu, Nak. Itu selalu saya katakan sebelum dia bermain, baik langsung atau sekedar lewat telepon,” kata H. Gunarto, ayah kandung Yongki, saat  ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Kelurahan Botoran, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung, Kamis (23/12/2010).
Penyerang yang memperkuat Arema Indonesia itu diakuinya sebagai sosok yang tak jarang sembrono, sehingga sering kali tak mempertimbangkan risiko yang dihadapinya saat bermain bola.
“Misalnya dia tahu kalau menerjang jalan itu akan cedera tapi dia tetap melakukannya, akhirnya juga cedera. Itulah mengapa saya selalu sampaikan pesan itu. Ahamdulillah dia sekarang selalu memperhatikan dan mengingatnya,” tambah Gunarto menjelaskan.
Ditanya mengenai kemungkinan permainan Yongki tak berkembang karena pesan tersebut, Gunarto mengaku sama sekali tidak mencemaskannya. Itu juga sudah dibuktikan dengan tetap apiknya permainan sang anak, di tengah kepatuhannya pada pesan yang disampaikan ayah kandungnya.
“Pemahaman dia dan sampeyan saat saya jelaskan beda. Dia tahu pesan itu batasannya di mana, sehingga permainanya tetap bagus,” sambungnya.
Gunarto yang dalam kesehariannya menekuni usaha konveksi juga mengatakan, bersama istrinya Nurfadilah, saat ini tak henti-hentinya terus mendoakan agar anaknya menjadi pemain hebat yang bisa terus berkarir, baik di klub maupun tim Nasional. Keduanya juga menolak menggunakan cara-cara tak rasional, semacam meminta bantuan dukun untuk membantu keberhasilan, dengan menyerahkan sepenuhnya hasil akhir pada Tuhan.
“Banyak yang menyarankan saya, sikile Yongki opo gak diisekne (kakinya Yongki apa tidak diberi mantra–red)? Saya selalu katakan tidak, dan cukup doa setelah salat adalah yang terbaik untuk dia,” tegas Nurfadilah.
Nurfadilah juga mengatakan, berserah kepada Tuhan juga selalu diajarkannya kepada sang anak. Dia tak jarang mengingtakan kepada Yongki untuk tetap tidak meninggalkan sholat, meski saat menjalani sebuah pertandingan.
“Sholat Ashar misalnya, dia selalu saya telepon saat jeda pertandingan. Pokoknya jangan sampai bolong (berlubang),” pungkasnya.

Banyak Kesamaan Antara Aku Dan Yongki Aribowo

Rabu, 29 Desember 2010 13:38
Saat ini Arema mempunyai banyak pemain
mudanya, yang permainannya juga tidak perlu
diragukan lagi. Begitu juga untuk Yongki Aribowo
pemuda asal kota Tulungagung yang berada di
posisi striker saat di lapangan. Anak ketiga dari 5
bersaudara ini selalu dipasang Coach Miro sebagai
starter dalam pertandingan.
Pemuda yang lahir pada tanggal 23 November
1989 ini, memang pemuda yang sangat ramah
dan tidak sombong. Ini terbukti saat tim TSE
(Tabloid SingEdan atau Produk Wearemania)
mendatangi sebuah kontrakkan milik rekan
kakaknya, tempat tinggal sementara untuk Yongki
selama dia di Malang. Ternyata, Yongki
mempunyai ukuran sepatu 42, dia menyukai film
kartun doraemon dan film horror lho. Dan
ternyata. . .
masih penasaran. . . Simak interview ekslusif TSE
bersama Yongki berikut ini :
TSE : Bagaimana perasaannya saat pertama kali
menginjak kota Malang?
Yongki : Wuah, seneng banget rasanya,
akhirnya bisa bermain di tim Arema apalagi
melihat supportenya, tambah seneng banget.
TSE : Makanan apa yang paling disukai di
Malang ?
Yongki : Bakso lah… emang gak ada duanya
kalau bakso disini.
TSE : Dari sejak kapan Yongki ini bergelut dalam
dunia sepak bola?
Yongki : Aku asik dengan bola itu dari sejak kelas
6 SD, awalnya itu diajak temen buat gabung di
salah satu SSB di Tulungagung, di SSB Sinar Jaya.
TSE : Bagaimana awal karirnya di sepakbola
sebelum di Arema?
Yongki : Yaa.. pertama aku ikut SSB Sinar Jaya
berlanjut ke Perseta Junior dari proses seleksi dulu
lalu dapat dorongan besar dari bapak akhirnya
aku ke Persik Junior itu juga melalui proses seleksi
dulu terus di Persik Seniornya itu selama 2 tahun,
lalu berkembang, berkembang dan akhirnya disini
deh. . hehe. .
TSE : Prestasi apa yang pernah di raih, PON
mungkin?
Yongki : Nnahh. . itu yang disayangkan, gara-
gara cedera namaku jadi dicoret jadi gak ikut di
PON deh.
TSE : Terus, kenapa bisa memilih arema untuk
tim yang sekarang?
Yongki : Memang dari dulu aku pengen banget
main di Arema melihat dari supporternya juga,
dari tahun kemarin malah sudah ngebet banget.
TSE : Untuk selama di Persik dari striker
Gonzales, Budi Sudarsono, Saktiawan Sinaga dari
mereka ini siapa yang tipikalnya cocok sama
Yongki?
Yongki : Semuanya sama, sama enaknya untuk
diajak berduel.
TSE : Untuk selama kompetisi hingga sekarang,
defender terberat itu siapa ?
Yongki : BIO PAULIN. . .
TSE : Bagaimana untuk masalah ke depannya,
atau mungkin setelah di Arema?
Yongki : Kalau untuk yang itu aku nggak tau,
lihat ke depannya aja lah dipikirrin untuk yang
sekarang dulu aja. Jangan muluk-muluk dulu, kan
serakah itu namanya ntar dosa gimana???
Hehehe. . .
TSE : Pada saat Arema lawan semen padang, itu
merupakan gol perdana Yongki, gimana
perasaannya?
Yongki : Wuah..!! Bener - bener seneng banget
rasanya, aku bener bener stress dalam 6 laga itu
masa belum cetak gol sama sekali. Malu banget
rasanya sama Aremania belum ngasih gol buat
mereka.
TSE : Terus setelah gol perdana ini, target ingin
cetak gol berapa lagi?
Yongki : Sebanyak - banyaknya lah, lebih banyak
dari yang kemarin - kemarin dan lebih baik dari
yang kemarin-kemarin.
TSE : Punya klub sama pemain favorit gak?
Yongki : Punya, aku suka sama AC Milan buat
pemainnya aku suka ke Inzaghi karena finishing
sama penempatannya itu yang sangat bagus dan
itu bisa dijadikan sebuah spirit.
TSE : Kalau untuk klub Indonesinya?
Yongki : Wuah, kalau itu susah buat jawabnya,
hahahahaha. . kalau untuk pemain aku ada, aku
suka sama Budi Sudarsono.
TSE : Bagaimana dengan pelatihnya, apa ada juga
yang difavoritkan juga gak?
Yongki : Ada, pelatih Aji Santoso
TSE : Terus kenapa bisa Aji Santoso?
Yongki : Enak orangnya, bisa membangun spirit
dan ngasih motivasi juga buat pemain muda.
TSE : punya pemain legend yang di favoritkan
nggak ?
Yongki : Ada, Om Ricky Yacobi.
TSE : Belum sempat merasakan kepelatihan
pelatih Robert ya..?
Yongki : Belum sempet lah, kan baru aja di sini,
tapi kata anak-anak orangnya enak, sabar, bisa
momong, juga jago main bolanya katanya lho
ini, kan aku belum sempat ngrasain.
TSE : Tapi kira - kira kepingin gak dilatih sam
Robert?
Yongki : Pengen juga sih, kata anak-anak enak
soalnya
TSE : Ngomong - ngomong soal wasit nii. .
Gimana pandangannya tentang wasit di
Indonesia?
Yongki : yaaa. . Semoga lebih baik aja lah
TSE : Lho, emang ada gak baiknya?
Yongki : Hahahahaha. . ( Yongki langsung
tertawa ngakak) Yaaaa. . Semoga bisa menjadi
yang lebih baik aja lah untuk persepakbolaan di
Indonesia juga.
TSE : Bagaimana hubungan antar pemain di
dalam tim?
Yongki : Sangat baik, dari kebersamaan,
kekompakkan, kedisiplinan sangat baik di dalam
tim.
TSE : Yang berpengaruh di dalam tim, itu siapa?
Yongki : Kapten lah pastinya, papa, Pierre
Njanka.
TSE : Dan kalau di luar lapangan juga, itu siapa?
Yongki : Sama, aku rasa juga dia soalnya dia
bisa dijadikan sosok bapak. Kalau ada pemain
muda yang nggak bener pasti dia marah. Dia
juga baik orangnya, kalau kita ada salah juga dia
bisa ngerti'in kita. Memang bisa jadi bapak banget
dia bisa momong.
TSE : Pernah pengalaman terkena kartu merah
nggak?
Yongki : Kemarin kartu kuning waktu semen
padang nyesel banget aku, kartu kuning yang sia
- sia bukan untuk tim.
TSE : Momen terbaik apa yang pernah Yongki
dapatkan ?
Yongki : Waktu dipanggil Timnas, bener- bener
gak nyangka banget aku sampai sekarang.
TSE : Biasanya pemain sebelum memasukki
lapangan itu kan berdo'a, apa Yongki punya ritual
tertentu?
Yongki : Berdo'a pasti lah, tapi habis berdoa aku
pasti nyabut rumput. Aku juga gak tau kenapa
mungkin sugesti aja biar selamat aja di lapangan
kakiku. Ya biar percaya diri aja sebenernya, tapi
aku sempat dimarahi sama bapakku, "dapet
dukun darimana?" dukun darimana juga padahal
mau kolek si rumput, hahahahaha. . .
TSE : Biasanya kan kalau pemain muda sindrom
kalau sudah naik daun banyak godaannya,
bagaimana cara mengatasinya?
Yongki : Memang banyak, tapi kita harus bisa
flash back lagi bagaimana awal kita berusaha,
kalau kita ingat awal berusaha pasti kita tidak
sombong. Perjalanan masih panjang, belum jadi
apa - apa sudah sombong mau jadi apa nanti.
TSE : Kegiatannya kalau luang seperti ini apa, apa
suka clubbing?
Yongki : Ahh enggak, kalu dengerin musik itu
seneng.
TSE : Terus musik dan band apa yang disukai?
Yongki : Aku lebih suka mellow, untuk band
yang lokal aja band ungu.
TSE : Nomor punggung berapa yang paling
disukai ?
Yongki : Sebenernya aku suka nomor 7 merasa
hoki aja, ini aja pakai 23 gak yakin aku.
TSE : Kenapa nggak pakai nomor 9 atau 10 saja,
kan itu identik dengan striker ataupun superstar?
Yongki : Nggak ah, gak suka terlalu berat. Berat
larinya maksudnya, he he he. .
TSE : Ada tidak, cedera yang paling membuat
trauma?
Yongki : Ini ( jawab yongki sambil menepuk
lututnya), ini cedera waktu saat pertama kali
gabung sama Persik senior lawan Persibo. Bener-
bener kapok kalau lutut itu.
TSE : Kalau seandainya, AC Milan datang mau
ngontrak Yongki, itu bagaimana?
Yongki : Ya kalau kita bisa belajar disana kenapa
nggak, tapi kayanya kalau main di AC Milan..
NGIPI, hahaha ….
TSE : Untuk di tim, Yongki deketnya sama siapa?
Yongki : Kalau deket, sama semuanya deket.
Tapi lebih deket sama Beny sama Dendy juga.
TSE : Motivasi apa yang didapatkan hingga
seperti ini, apa mungkin dari orang tua juga?
Yongki : Pasti lah kalau orang tua peranan banget
itu, apalagi bapak sampai main kemana aja bapak
ada buat nonton.
TSE : Untuk pemain lokal, yang sosoknya itu
seperti Njanka itu siapa?
Yongki : Ronny Firmansyah kalau menurut saya.
TSE : Kegiatan apa untuk mengisi waktu luang
waktu di luar lapangan atau mungkin jalan sama
pacar?
Yongki : Tidur lah, kita habis capek main ko'. Aku
juga gak suka nongkrong, lebih baik istirahat.
Kalau jalan sama pacar waktu libur aja.
TSE : Rencana nikah kapan ni. .?
Yongki : Tahun Depan !! ( Jawab Yongki
semangat)
TSE : Selain sepak bola, apa punya hobi lain?
Yongki : Otomotif, aku modif sendiri motor
maticku itu. Modif disini juga waktu ada waktu
senggang.
TSE : Jika sudah berhenti dari pemain, apa yang
akan dilakukan untuk kedepannya, apa mungkin
jadi seorang pelatih ?
Yongki : Pengennya sih gitu, moga-moga aja.
TSE : Bagaimana tips untuk menjaga stamina?
Yongki : Kalau aku istirahat yang cukup aja lah.
TSE : Punya tempat favorit gak?
Yongki : Tempat favoritku itu TEMPAT TIDUR…
hahahha. .
TSE : Untuk yang terakhir, apa ad yang ingin
disampaikan untuk arema & aremania ?
Yongki : Yaaaa. . Untuk arema selalu
memberikan yang terbaik untuk aremania dan
aremania selalu ada untuk Arema.
TSE : Terimakasih ya, sudah mau meluangkan
waktu untuk kami. Do'a kami, sukses selalu untuk
Yongki.


SEEEKIAN and tengkiyu udh baca..

Yongki,Pemulihan Cidera Sampai Kisah Cintanya

Tim nasional (timnas) U-23 Indonesia yang bersiap melakoni laga Pra-Olimpiade 2012 sudah siaga sejak Senin (24/1). Namun, sejumlah nama masih belum bergabung dan ada yang cedera.

Salah satu pemain yang masih dalam pemulihan cedera itu adalah striker masa depan Yongki Aribowo. Lutut pemain Arema FC ini masih belum 100% dapat digunakannya beraktivitas di lapangan hijau. Cedera yang dialami pemain kelahiran Tulungagung itu didapat saat membela timnas di Piala AFF 2010. Yongki diganjal salah satu pemain Malaysia saat final leg pertama di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu (26/12). Yongki pun tak bisa main pada final leg kedua. Operasi harus dijalani anak pasangan H Goenarto dan Hj Nur Fadilla ini di Rumah Sakit Siaga Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (8/1).

Setelah operasi, untuk pemulihan selama dua pekan sebelum bergabung training camp (TC) timnas U-23 awal pekan ini, Yongki menjalani terapi di Bogor. ”Saya harus tinggal di Bogor setelah operasi. Sebab, rumah fisioterapis di sana. Saya selama di kota itu tinggal di Hotel Braja Mustika. Selama dua pekan itu saya ditemani orang tua,” kata Yongki. Anak ketiga dari lima bersaudara ini pun mengakui tak jenuh. Sebab, ayah dan ibunya berada bersamanya selama terapi. Tapi, H Goenarto terlihat resah. Sang ayah, menurut Yongki, khawatir dengan cedera yang dialami putra kebanggaannya itu.

”Ya, bagaimana lagi? Saya cedera, orang tua pasti sedih. Ayah bahkan sampai khawatir berlebihan karena takut karier saya terganggu. Tapi, kini semua sudah membaik, meski saya belum latihan bareng pemain timnas U- 23 lainnya. Mungkin awal pekan depan sudah latihan penuh,” papar Yongki, yang sekarang hanya latihan di pinggir lapangan. Ketenangan Yongki menghadapi cedera ternyata tak hanya karena dukungan total orang tua. Pacar baru pemain berparas tampan ini pun memiliki peran besar. Mojang Bandung yang juga seorang mahasiswa di Kota Kembang bernama Fauzia Anindita, kini mengisi kisah asmara Yongki.

Menurut Yongki, pertemuan mereka terjadi di kota asal Fauzia. Kala timnas menuju Piala AFF 2010, pasukan Alfred Riedl menjalani TC plus sekali uji coba kontra Maladewa di Bandung. Sekitar pertengahan Oktober 2010 itulah Yongki berjumpa Fauzia dan akhirnya mereka jadian hingga kini. ”Bandung memang membawa berkah, Mas. Saya mencetak gol pertama untuk timnas senior di sana. Selain itu, pacar saya juga anak Bandung. Fauzia juga memberikan support saat saya sedang dalam masa pemulihan,” ujar Yongki, tanpa merinci awal pertemuannya dengan sang pacar. ■ ESTU SANTOSO

Sumber: seputar-indonesia.com

Ibunda Kaget Yongki Cepat Melejit

Tulungagung - Yongki Aribowo kini salah satu bintang tim nasional Indonesia. Sang ibu mengaku kaget anaknya itu melejit dengan cepat. Yongki juga disebutnya sebagai anak yang tidak  neko-neko.

Terkait keberhasilan Yongki menembus skuad timnas di Piala AFF 2010, ibundanya Nurfadilah (49) mengaku sangat kaget. Bercampur dengan perasaan senang, wanita sederhana itu menganggapnya sebagai kesempatan yang terlalu cepat datang.

"Sejak kecil dia memang bercita-cita mengenakan seragam Timnas. Tapi usianya 'kan sekarang baru 21 dan itu saya rasa terlalu cepat, saya tidak menyangka secepat itu," kata Nurfadilah didampingi dua adik kandung Yongki, di rumahnya di Kelurahan Botoran, Tulungagung, kepada detiksurabaya.com, Kamis (23/12/2010).

Yang mengejutkan, meski sudah bisa dikatakan sebagai bintang baru di persepakbolaan nasional, sikap sebagai anak kampung tetap ditunjukkan oleh Yongki. Selain tak polah yang neko-neko, semisal mengecat rambut, mengenakan anting dan 'bermain perempuan', juga dalam setiap kesempatan menerima gaji Yongki selalu mengirimkannya pulang ke keluarganya.

"Bisa dikatakan anak itu kan gak cocok jadi pesepak bola, dia itu gak pernah neko-neko. Gaji dan bonusnya saja selalu dikirimkan semua ke saya, baru kalau ada keperluan dia minta dikirimi," pungkas Nurfadilah.

Photo* Yongki Aribowo



Profil Yongki Aribowo


 






Nama Lengkap
: Yongki Ariwibowo
Nama Panggilan : Yongki, Bowo
Tempat, Tgl Lahir : Tulungagung, 23 November 1989
Tinggi : 175 cm
Berat : 63 kg
Nama Bapak : H. Goenarto
Nama Ibu :Hj. Nur Fadhilah
Saudara : 5 Sebagai Anak Ke 3
SSB : Sinar Jaya Tulungagung
Klub : Perseta, Persik Kediri, Arema Fc
Posisi : Striker (Forward)
No Punggung Di Klub : 23
Timnas : U-23
No Punggung Di Timnas : 21
Akrab di sapa Yongki atau Bowo, pemuda kelahiran 21 tahun yang lalu tepatnya tanggal 23 November 1989 ini mengasah kemampuan menggocek bolanya di SSB Sinar Jaya Tulungagung. Selanjutnya karier sepakbolanya berlanjut ke Perseta Junior Tulungagung. Di Perseta Junior, talenta Yongki bukannya semakin moncer, tapi justru dia malah sering dibangkucadangkan oleh pelatih Perseta Junior. Tak betah di “kandang” sendiri, dia melabuhkan kakinya untuk merumput di klub sepakbola tetangga, PSBI Blitar yang notabene sebagai klub yang kastanya setingkat lebih tinggi dari Perseta. Posisi Yongki sebagai striker yang pandai menempatkan posisi di depan gawang lawan dan memiliki kecepatan lari di atas rata-rata membuat pengurus Persik Kediri tertarik dan merekrutnya sebagi pemain Persik Junior.
Walaupun sudah direkrut sebagai pemain “Macan Putih” Junior yang kastanya setingkat lebih tinggi dari PSBI Blitar, lagi – lagi nasib Bowo kurang begitu mujur. Dia lebih sering menjadi pemain cadangan dan kalah pamor dari striker muda lainnya seperti Aan Andik. Sementara tim senior Persik kala itu penuh dengan bintang-bintang papan atas liga Indonesia seperti El Loco Gonzales, Budi Sudarsono, Ronald Fagundez dll, sehingga nama pemain kelahiran Tulungagung 23 November 1989 sangat amat tidak diperhitungkan.

Gonjang ganjing Persik Senior yang berujung hijarahnya bintang-bintang ke berbagai klub tak membuat dewi fortuna memeluknya. Indrianto Nugroho nampaknya lebih menjadi pilihan pelatih Aji Santoso untuk mendampingi Saktiawan Sinaga, striker lokal yang dulu sering jadi langganan Timnas. Seiring loyonya penampilan si gaek Indriyanto dan adanya sedikit kecermemelangan penampilan Yongki di piala Copa membuat Aji Santoso mencoba-coba menampilkanya di liga bersama team senior. Disinilah kecermelangan dan ketajaman Yongki mulai terasah. Tandemnya dengan Sakti lebih menjanjikan untuk Persik. Tak ayal duetnya dengan striker asal Medan ini lebih menjadi pilihan untuk menghasilkan pundi-pundi goal untuk Persik.
Satu lagi, Yongki lihai pula memanfaatkan keteledoran lawan untuk lolos dari perangkap offside. Bisa jadi, untuk yang terakhir ini, dia banyak belajar dari bomber AC Milan, Filippo Inzaghi. Memang, kata Yongki,”Saya sangat mengidolakan Inzaghi”. Kostum merah putih bernomor 20 sekarang ia kenakan. Putra pasangan H Goenarto dan Hj. Nur Fadilah terus mematangkan dan menajamkan penampilanya dibawah asuhan pelatih asal Uruguay Albertho Bica untuk membela Indonesia di Sea Games Laos Desember 2009. Di bursa transfer dia sempat dikabarkan akan diboyong pelatih lamanya Aji Santoso yang hengkang ke Persisam Samarinda. Kecermelangan anak muda Tulungagung ini banyak diramalkan kelak akan mengantikan peran Budi Sudarsono di Timnas Senior.

Yongki mengaku bangga menjadi bagian dari Persik musim ini (2009 – 2010). Dia juga bangga bisa bermain bersama pemain-pemain inti Macan Putih, katakanlah seperti Saktiawan, Mahyadi Panggabean, Legimin, Reswandi, dan Morales. Dari seniornya itu, Yongki mendapat pelajaran berharga buat masa depannya. Ya untuk kebanggaan masyarakat Tulungagung, doa dan harapan untuk The Young Gun Timnas U23 semoga lebih cermerlang dari seniornya Singgih Pitono. Dan Semoga dia pun lebih cemerlang dari pada idolanya Filipo Inzhagi.